Kamis, 19 Februari 2015

DEFINISI PAJAK SMK

Definisi Pajak

Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor pajak. Definisi pajak dikemukakan oleh Remsky K. Judisseno (1997:5) adalah sebagai berikut:“Pajak adalah suatu kewjiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan dan negara”.


Dari definisi pajak tersebut di atas jelas bahwa pajak merupakan kewajiban kenegaraan dan pengabdian peran aktif warga negara dalam upaya pembiayaan pembangunan nasional kewajiban perpajakan setiap warga negara diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan-peraturan pemerintah.


Undang-Undang Perpajakan memberikan kepercayaan kepada setiap wajib pajak untuk melakukan kegiatan perpajakannya sendiri mulai dari menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban perpajakannya ke kantor pelayanan pajak. Pajak yang dibayar oleh wajib pajak dimaksudkan untuk membantu pemerintah dalam membiayai keperluan penyelenggaraan kenegaraan yakni pembangunan nasional, dimana pelaksanaan pembangunan nasional diatur dalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.


Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan system perpajakan yang dianut oleh pemerintah yakni sistem self-assessment yang berarti wajib pajak melakukan sendiri kewajiban perpajakannya. Dengan adanya sistem self-assessment tersebut, pemerintah mengharapkan kejujuran dan kesadaran dari setiap wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku.


Sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku pada saat ini menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang telah menetap di Indonesia selama 183 hari secara berturut-turut dan memperolah penghasilan dari kegiatan usahanya wajib untuk melakukan kegiatan perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku di Indonesia. Dengan adanya system self-assessment yang diterapkan oleh pemerintah dalam bidang perpajakan, berarti kewajiban perpajakan setiap wajib pajak, dihitung, diperhitungkan, dibayar, dan dilaporkan sendiri oleh wajib pajak ke pemerintah dalam hal ini kantor pelayanan pajak dimana wajib pajak terdaftar atau berdomisili.


Dalam bukunya, Merdiasmo (2002:1) mengemukakan pengertian pajak sebagai berikut: “Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.


Jenis-jenis Pajak

Pada umumnya Pajak dapat dikelompokkan menjadi:

A. Menurut  Golongannya

  1. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya: Pajak Penghasilan

  2. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan nilai.

B. Menurut Sifatnya

  1. Pajak subjektif, yaitu Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

  2. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas BArang mewah.

C. Menurut Lembaga Pemungutnya

  1. Pajak Pusat, yaitu Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

  2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: Pajak kendaraan dan Bea balik nama kendaraan bermotor, pajak hotel dan restoran (pengganti pajak pembangunan), pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan.

Asas-asas pemungutan pajak yang dikemukakan oleh Pudyatmoko (2000:4) bahwa pungutan pajak didasarkan pada :

  1. Equality, adalah pungutan pajak yang adil dan merata.

  2. Certainty, adalah Penetapan pajak yang tidak di tentukan wewenang-wewenang.

  3. Conveinance, adalah pembayaran pajak sebaiknya sesuai dengan saat yang tidak menyulitkan wajib pajak.

  4. Economy, biaya pungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak ditetapkan seminimum mungkin.

Dalam pelaksanaan Undang-Undang Perpajakan yakni Undang-Undang No.17 Tahun 2000, setiap wajib pajak yang memperoleh penghasilan dari kegiatan usahanya wajib menyetor ke kas negara pajak atas penghasilan yang diterimanya. Besarnya kewajiban perpajakan wajib pajak tersebut diatur dalam Undang-Undang Perpajakan dan peraturan pemerintah.

DUA CARA MEMBUAT LAPORAN ARUS KAS

Ada dua cara yang bisa digunakan untuk membuat laporan arus kas (cash flow statement) menurut sumber data yang digunakan—yang akan JAK overview melalui artikel ini. Masing-masing cara digunakan sesuai dengan KONDISI dan KEBUTUHAN.
“Kondisi” yang saya maksudkan adalah ketersediaan data untuk menyusun laporan arus kas. Dalam kondisi ideal, dan ini harapan setiap akuntan, semua data yang diperlukan tersedia. Namun pada kenyataannya tidak selalu demikian.
Sedangkan “kebutuhan” dalam hal ini adalah, apa yang diharapkan dari sebuah laporan arus kas; apakah sekedar tahu arus kas saja? Atau sekaligus mengetahui hubungan antara Laporan Arus Kas dengan Laporan Laba Rugi?
KONDISI dan KEBUTUHAN inilah yang menentukan cara mana yang akan digunakan untuk menyusun laporan arus kas, dan akan dibahas dalam artikel ini.
Seperti telah disampaikan di awal, ada 2 cara menyusun laporan arus kas, menuru sumber data yang digunakan:
  • Mengusun Laporan Arus Kas, dengan menggunakan sumber data berupa “Buku Kas”
  • Menyusun Laporan Arus Kas, dengan menggunakan sumberdata berupa “Laporan Laba Rugi” dan “Neraca Komparasi”
Masing-masing cara ini memeliki kelebihan dan kekurangan. Kita bahas satu persatu.

1. Menggunakan Buku Kas

Menggunakan Buku Kas sebagai sumber data untuk mengusun Laporan Arus Kas adalah cara yang paling mudah, si Mbah saya di kampung sana bilang “no brainer”—maksudnya tak perlu memeras otak untuk melakukannya, Si Otong di gang sebelah bilang “cemen.”
Kenapa paling mudah? Karena semua transaksi yang menggunakan kas (apapun jenisnya)—asalkan tidak tercecer atau ketinggalan—sudah pasti tercatat di Buku Kas. Dan, semua yang ada di Buku Kas sudah pasti catatan transaksi menggunakan kas, sehingga tak perlu lagi memilah-milah mana transaksi menggunakan kas dan mana yang tidak.
Teknisnya, tinggal mengambil semua data transaksi dari Buku Kas untuk periode yang diperlukan, lalu dikelompokan sesuai format laporan arus kas, seperti dalam contoh di bawah ini:

Dari contoh format laporan di atas, sudah sangat jelas terlihat transaksi kas apa saja yang dimasukkan ke masing-masing kelompok (1) Arus Kas dari Aktivitas Operasional; (2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi; dan (3) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan.

Untuk mempercepat proses pembuatan laporan, jika anda menggunakan spreadsheet macam Ms Excel, bisa mengikuti 9 langkah praktis berikut ini:

Langkah-1. Siapkan format Laporan Arus Kas – Dengan menggunakan Ms Excel, siapkan fomat Laporan Arus Kas seperti contoh di atas, hanya saja bagian angkanya di kosongkan saja dulu (atau isi angka nol).

Langkah-2. Copy Buku Kas – Copy semua isi Buku Kas ke sheet lain. Entah dengan perintah “Copy and Move Sheet” atau “Ctrl + C” lalu “Ctrl +V”. Yang penting nantinya bisa diotak-atik tanpa menganggu file Buku Kas aslinya.

Langkah-3. Simpan Dengan Nama File “Data Arus Kas” – Setelah dicopy, jangan lupa hasil copynya disimpan dengan nama berbeda, misal “Data Arus Kas” atau nama lain yang penting namanya khas dan mudah anda kenali dikemudian hari jika diperlukan.

Langkah-4. Hilangkan Kolom “Saldo” – Kolom saldo tidak kita butuhkan dalam proses pengolahan data ini, yang kita butuhkan hanya nilai per transaksi (kolom Amount). Untuk itu hilangkan kolom “Saldo” dengan perintah Delete Column.

Langkah-5. Tambahkan Kolom “Kelompok” – Bentuk format Buku Kas—yang telah dicopy dan diganti nama menjadi “Data Arus Kas” bisa jadi beragam antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, akan tetapi sudah pasti berkolom-kolom. Nah, tambahkan kolom baru yang diberi label “Kelompok”. Dalam contoh kolom baru ini saya tambahkan sebelum kolom “Amount”. Kolom ini diisi (input) nama kelompok utama dari format Laporan Arus Kas, namun disingkat saja, misalnya: Operasional, Investasi, Pembiayaan. (perhatikan contoh format Lap Arus Kas di atas lalu perhatikan contoh pengisian kolom di bawah.)

Langkah-6. Tambahkan Kolom “Sub-Kelompok” – Setelah kolom “Kelompok” tambahkan satu kolom lagi beri label “Sub-Kelompok”. Kolom ini diinput nama sub-kelompok dari sub-kelompok format Laporan Arus Kas, misalnya: pembayaran Accounts Payable, atau Pembayaran Gaji, atau Terima Pembayaran Piutang, Bayar Listrik, Penjualan Aset, dlsb.

Berikut ini adalah contoh penambahan kolom “Kelompok” dan “Sub-Kelompok” pada spreadsheet Data Arus Kas:
Langkah-7. Sort berdasarkan “Kelompok” dan “Sub-Kelompok” – Setelah semua kolom “Kelompok” dan “Sub-Kelompok” terisi, tinggal di sort dengan perintah Data==>Sort, berdasarkan kolom “Kelompok” lalu “Sub-Kelompok”, seperti di bawah ini:
Dengan demikian, Data Arus Kas sudah terkelompokkan sesuai dengan 3 kelompok utama Laporan Arus Kas dan terbagi-bagi menjadi sub-kelompok masing-masing kelompok utama.
Langkah-8. Sub total Data Yang Telah Disort – Setelah semua data arus kas terkelompokkan, selanjutnya disubtotal dengan perintah Data==>Sub-total. Sub-total dilakukan untuk setiap perubahan pada kolom “Sub-Kelompk”. Jebreettt. Hasilnya? Data terekelompokan dan tersub-total berdasarkan Kolom Sub-Kelompok. Setelah itu, lakukan sub-total SEKALI LAGI, atas setiap perubahan pada kolom “Kelompok”.
Sampai pada langkah ke-8 ini, maka Data Arus Kas telah terkelompokkan dan tersubtotal berdasarkan sub-kelompok dan kelompok.
Langkah-9. Pindahkan data ke Format Laporan Arus Kas – Masukan Angka Sub-Total per Sub-kelompok, satu-per-satu, ke masing-masing item yang ada pada format Laporan Arus Kas yang telah anda siapkan pada langkah-1. Selesai menjalankan langkah ke-9 ini, maka Laporan Arus Kas anda sudah siap!
Catatan: UJI LAPORAN ARUS KAS ANDA!
Hasil akhir dari Laporan Arus Kas berupa “Kenaikan/Penurunan Kas Bersih” untuk periode yang dilaporkan. Perhatikan format Laporan Arus Kas di atas, ada di baris paling akhir (dalam contoh kebetulan hasilnya berupa “Kenaikan Kas Bersih”). Caranya menguji?
Ada 2 tahap yang harus ditempuh untuk menguji akurasi dan kebenaran Laporan Arus Kas:
Tahap-1. Uji Lap Arus Kas-Vs-Buku Kas – Pertama anda bandingkan antara Lap Arus Kas yang sudah jadi dengan Buku Kas. Gunakan persamaan di bawah ini:
Kenaikan Kas bersih (pada lap arus kas ) + Saldo Awal (pada Buku Kas) = Saldo Akhir (pada Buku Kas).
Simpulan Hasil Uji Tahap-1:
  • Jika persamaan di atas terpenuhi, maka Laporan Arus Kas anda TELAH SESUAI dengan sumber data yang digunakan, yakni Buku Kas. Artinya anda bisa lanjutkan ke Uji Tahap-2 di bawah.
  • Jika persamaan di atas tidak terpenuhi, maka Laporan Arus Kas anda BELUM SESUAI dengan sumber data yang digunakan. Artinya anda harus ulangi proses pembuatan Laporan Arus Kas (dari langkah-1 s/d 9 di atas).
Tahap-2. Uji Lap Arus Kas-Vs-Neraca – Laporan Arus Kas telah sesuai dengan sumber data (Buku Kas) bukan berarti laporan sudah pasti akurat, masih perlu melalui ujian tahap-2, yakni dibandingkan dengan Naraca. Gunakan persamaan di bawah ini:
Kenaikan Kas bersih (pada lap arus kas ) + Saldo Awal (pada Buku Kas) = Saldo Akhir (pada Neraca).
Sama persis dengan uji tahap pertama, bedanya hanya pada saldo akhir yang digunakan, yakni diambil dari Neraca.
Simpulan Hasil Uji Tahap-2:
  • Jika persamaan di atas terpenuhi, maka Laporan Arus Kas anda SUDAH SESUAI dengan sumber data (Buku Kas) dan SUDAH SINKRON dengan Neraca. Bisa dibilang, Laporan Arus Kas anda SUDAH BENAR dan AKURAT. Boleh pulang… Maksud saya, congratulation! Well done!
  • Jika persamaan di atas tidak terpenuhi, maka Laporan Arus Kas anda TELAH SESUAI dengan sumber data yang digunakan, namun BELUM SINKRON dengan Neraca. Artinya? Entah Buku Arus Kas nya yang tidak lengkap (tidak akurat) atau Neracanya yang salah. Tapi jangan khawatir, kemungkinan ini sangat kecil, karena saat proses penyusunan Neraca sudah pasti saldo akhir yang digunakan adalah saldo akhir pada Buku Kas, kecuali Buku Kas sempat mengalami perubahan diantara tenggang waktu menyusun Neraca dan Laporan Arus Kas.
Mudah sekali bukan? Itu sebabnya si Mbah saya bilang “this is no brainer”.
Satu-satunya hambatan yang mungkin terjadi, terutama untuk pemula, adalah pada proses pengelompokan transaksi (langkah-5 dan 6). Pemula biasanya ragu-ragu apakah suatu transaksi dikelompokan ke Arus Kas dari Aktivitas Operasional, Investasi atau Pembiayaan?
Saya share panduan sederhana:
  • Transaksi kas LABA RUGI ==> AKTIVITAS OPERASIONAL
  • Transaksi kas AKTIVA LANCAR + UTANG LANCAR ==> AKTIVITAS OPERASIONAL
  • Transaksi kas AKTIVA TAK LANCAR ==> AKTIVITAS INVESTASI
  • Transaksi kas UTANG TAK LANCAR + MODAL + EKUITAS ==> AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Cara membuat Laporan Arus Kas dengan menggunakan Buku Kas sebagai sumber data utama ini sering disebut METODE LANGSUNG (Direct Method). Namun perlu diketahui, yang disebut dengan “metode langsung” (direct method) dalam literatureakuntansi merujuk pada teknik pembuatan laporan arus kas KHUSUS pada elemen “Arus Kas dari Aktivitas Operasional” saja. Nanti akan saya bahasa pada cara ke-2.

2. Menggunakan Laporan Laba Rugi dan Neraca Perbandingan

Hebatnya para akuntan, mereka bisa membuat laporan arus kas tanpa melihat transaksi pada Buku Kas. Tentu saja karena mereka memiliki kemampuan anlisa dan mampu mengkonversikan transaksi berbasis akrual menjadi transaksi berbasis kas.
Sayangnya, kemampuan itu biasanya belum dimiliki oleh mereka yang masih pemula (entry level). Sehingga bagi mereka, cara kedua ini menjadi relatif lebih sulit dibandingkan cara pertama di atas.
Namun demikian, harus belajar. Karena kelak, mau atau tak mau, memang harus bisa. Akuntan harus bisa bekerja dengan sumber data minim, tanpa mengorbankan akurasi laporan yang dihasilkan. HARUS BISA.
Disamping itu, teknik membuat laporan arus kas ini lebih disukai oleh mereka yang berkepentingan terhadap laporan arus kas (Manajemen, Kreditur, Debitur dan Pemerintah).
Cara kedua ini lebih disukai karena Laporan Arus Kas—khususnya aktivitas operasional—menjadi lebih sinkron dengan Laporan Laba Rugi. Dalam artian, hubungan antara “Laba Operasional” dengan “Kenaikan/Penurunan Kas Bersih” menjadi lebih terjelaskan. Sehingga tidak lagi muncul pertanyaan-pertanyaan ketika ada yang terlihat janggal pada Laporan Laba Rugi, misalnya:
Mengapa ketersediaan Kas sangat tinggi tetapi perusahaan membukukan Rugi (Loss Position)?; atau
Mengapa perusahaan membukukan Laba (Gain Position) tetapi ketersediaan kas begitu rendah;
Dan lain sebagainya.
Ada 6 langkah yang harus diikuti untuk menyusun Laporan Arus Kas dengan menggunakan sumber data “Laporan Laba Rugi” dan “Neraca Perbandingan,” sebagai berikut:
  • Langkah-1. Hitung Saldo Kas dan Setara Kas pada Neraca
  • Langkah-2. Konversikan Laporan Laba Rugi dari “Accrual” ke “Cash” Basis, untuk menentukan Arus Kas Dari Aktivitas Operasional (di sinilah bisa menggunakan direct atau indirect method)
  • Langkah-3. Analisa Aktiva Lancar dan Utang Lancar untuk melengkapi langkah-2.
  • Langkah-4. Analisa Aktiva Tak Lancar untuk menentukan Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
  • Langkah-5. Analisa Utang Jangka Panjang, Modal dan Ekuitas untuk menentukan Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan
  • Langkah-6. Siapkan Laporan Arus Kas
Dua bagian pekerjaan yang paling sulit dari cara kedua ini adalah (a) mengkonversikan Laba Rugi dari Accrual ke Cash Basis; dan (b) melakukan anlisa akun-per-akun pada pada Neraca periode sebelumnya dan periode yang akan dilaporkan.
SYARAT UTAMA untuk bisa menggunakan teknik ini adalah menguasi mekanikal proses akuntansi sekaligus memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai dampak perubahan (kenaikan/penurunan saldo) pada suatu akun terhadap akun lainnya.
Untuk lebih detail dari enam langkah di atas, akan saya bahas di artikel berikutnya, Menyusun Laporan Arus Kas dengan menggunakan Laporan Laba Rugi dan Neraca Perbandingan. Untuk sementara, silahkan kuasai dahulu cara pertama yang telah saya paparkan di atas. Untuk mencoba, JANGAN TAKUT SALAH. Kuncinya, yang penting tidak merusak sumber data yang digunakan. Kalau salah ya tinggal diulangi lagi. Begitu terus sampai benar. SELAMAT MENCOBA 



LANGKAH LANGKAH MENGGUNAKAN MYOB

Langkah Menggunakan MYOB Bagi Pemula


Bagi para pemula yang akan menggunakan program MYOB, khususnya MYOB Accounting V 12 ke atas saya punya tips untuk memulai memasukkan data :
> Masuk Program MYOB (klik shortcutnya aja ato lewat start > all program > MYOB Accountin V12
> Pilih CREATE untuk membuat data baru
> Next
> Isikan data perusahaan mulai nama perusahaan (company name) sd e-mail addrees kalo ada
> Next 


> Tentukan Accounting Year, current financial year dipilih tahun akhir periode akuntansi, last month dipilih bulan akhir periode akuntansi, conversion month dipilih bulan konversi/bulan data awal di MYOB, & number of accounting period biarkan pada pilihan twelve
> Next
> Next
> Pilih pilihan Build your account list, kalo mau buat akun dalam bahasa indonesia sebaiknya pilih i would like to import ... (supaya lebih mudah menambah akun)
> Klik change untuk menempatkan data mau disimpin dimana (bebas, misal di MY Document)
> Tunggu proses penyimpanan, kemudian pilih Command Centre

Setelah anda masuk command centre, langkah selanjutnya adalah mendesain daftar akun.
Namun sebelumnya kita kenalan dulu dengan feature2 di MYOB :
"MYOB is a global provider of solutions that liberate business owners and accountants from the burden of day to day administration, empowering them to achieve business success"
  1. Menubar, berada di bagian atas berisi menu konvensional seperti File, Edit, List dst.
  2. Modul, berada di bagian jendela command centre berupa ikon2 / tombol bergambar seperti Account, Banking, Sales s/d Card File. Jika kita klik modul ini maka akan diikuti perubahan skema alur dibawahnya. Misal kita pilih modul Account, akan tampil pilihan dalam skema Account List, Record Journal Entry dst.
  3. Panel, berada di bagian bawah dan terdapat pilihan dengan meng-klik drop down di samping kanannya. Panel2 tsb antara lain, To do list, Find Transaction, Report & Analyse
Setelah mengenal feature-nya kita akan mendalami dulu tentang struktur penomoran akun di MYOB. MYOB mempunyai struktur akun 5 digit : X - XXXX. Digit pertama menunjukkan kelompok akun :

1 : kelompok akun AKTIVA
2 : kelompok akun KEWAJIBAN
3 : kelompok akun MODAL
4 : kelompok akun PENDAPATAN
5 : kelompok akun HPP
6 : kelompok akun BIAYA
------ (MYOB tidak menyediakan akun berkepala 7)
8 : kelompok akun PENDAPATAN LAIN-LAIN
9 : kelompok akun BIAYA LAIN-LAIN

Sedangkan 4 digit berikutnya bisa dibuat sebagai struktur akun di bawahnya.
Tiap kelompok akun dimulai dengan no X - 0000. Berikutnya anda bisa buat pecahannya, misal :


1-0000 Aktiva
1-1000 Aktiva lancar
1-1100 Kas & Bank
1-1101 Kas
1-1102 Bank Muamalat ...... dst

Linked Account di MYOB Accounting diibaratkan sebagai jalur sistem penghubung antara form pengisian data dengan posting ke jurnal. Jadi jika linked account tidak sesuai yang kita inginkan tentu saja hasil jurnalnya juga demikian.Ada 3 Linked Account di MYOB Accounting, yaitu Sales Account, Purchase Account, & Account & Banking Account, sedangkan di MYOB Accounting Plus dan MYOB Premier terdapat 1 tambahan linked lagi yaitu Payroll.

Menghapus Linked Account di MYOB?

Dari postinganku mengenai linked account muncul pertanyaan "Dapatkah kita menghapus linked account di MYOB?"
Sampai saat ini MYOB (versi 17) tidak menyediakan fasilitas untuk menghapus, kita hanya diperkenankan melakukan edit pada linked account, seperti yang sudah aku jelaskan di artikel linked account, kemudian setelah di-edit baru akun-akun yang standar yang telah dipindahkan linked-nya dapat dihapus, kecuali ada beberapa akun yang tidak dapat di-edit linked-nya seperti Retained Earning dan Current Year Earning. Kita hanya dapat mengedit no akun dan nama akunnya.

Minggu, 08 Februari 2015

laporan keuangan akuntansi smk

Setelah Mengenal Dasar-dasar dar Akuntansi , sekarang saatnya mengetahui tata cara menyusun Laporan Keuangan memang cukup rumit tapi kalau paham akan mudah mengerjakannya

A. Kerangka Dasar

1.Tujuan laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

2.Tanggung jawab atas laporan keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

3.Komponen laporan keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

4.Bahasa laporan keuangan

Laporan keuangan harus disusun dalam bahasa Indonesia. Jika laporan keuangan juga disusun dalam bahasa lain selain dari bahasa Indonesia, maka laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus memuat informasi dan waktu yang sama (tanggal posisi dan cakupan periode). Selanjutnya, laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus diterbitkan dalam waktu yang sama dengan laporan keuangan dalam bahasa Indonesia.

5. Mata uang pelaporan

Pelaporan harus dinyatakan dalam mata uang rupiah. Apabila transaksi bank menggunakan mata uang lain selain dari rupiah maka laporan tersebut harus dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs laporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian dalam periode berjalan yang terkait dengan transaksi dalam mata uang asing dinilai dengan menggunakan kurs laporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

6. Kebijakan akuntansi

Kebijakan tersebut harus mencerminkan prinsip kehati-hatian dan mencakup semua hal yang material dan sesuai dengan ketentuan dalam PSAK. Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi:
a.       relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan;dan
b.      dapat diandalkan, dengan pengertian:
                        (1)    mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan;
                        (2)    menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak                                           semata-mata bentuk hukumnya;
                       (3)    netral, yaitu bebas dari keberpihakan;
                       (4)    mencerminkan kehati-hatian; dan
                       (5)    mencakup semua hal yang material.

Manajemen menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memperhatikan:
a.       persyaratan dan pedoman PSAK yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait;
b.      definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, penghasilan dan beban yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK); dan
c.       pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktik industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan b.

7. Penyajian

a. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas,     dan arus kas disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Aset disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, sedangkan kewajiban disajikan           menurut urutan jatuh temponya.

c. Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal bank, disajikan dan diungkapkan secara             terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak       mempunyai hubungan istimewa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan       istimewa termasuk pihak-pihak terkait sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

d. Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya yang dikelompokkan     secara berjenjang (multiple step) dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya.

e. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai komponen utamanya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi dalam catatan atas laporan keuangan berkaitan dengan pos-pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang sifatnya memberikan penjelasan, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, termasuk komitmen dan kontinjensi serta transaksi-transaksi lainnya.

f. Dalam catatan atas laporan keuangan tidak diperkenankan menggunakan kata “sebagian besar” untuk menggambarkan bagian dari suatu jumlah tetapi harus dinyatakan dalam jumlah nominal atau persentase.

g. Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
                1) Perubahan estimasi akuntansi
                      Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat perubahan kondisi yang mendasarinya.                               Selain itu, juga wajib diungkapkan pengaruh material dari perubahan yang terjadi baik pada                           periode berjalan maupun pada periode-periode berikutnya.
                2) Perubahan kebijakan akuntansi
                      Kebijakan akuntansi dapat diubah apabila:
                         a)      penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan
                                   perundangan atau standar akuntansi keuangan yang berlaku; atau
                         b)      diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan penyajian
                                   kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporan keuangan. Dampak                                                  perubahan kebijakan akuntansi harus diperlakukan secara retrospektif dengan                                              melakukan penyajian ulang untuk seluruh periode sajian dan melaporkan
                                   dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian. Dalam hal perlakuan secara                                           retrospektif dianggap tidak praktis maka cukup diungkapkan alasannya
                                  atau mengikuti ketentuan dalam PSAK yang berlaku apabila terdapat
                                   aturan lain dalam ketentuan masa transisi pada standar akuntansi keuangan baru.
               3) Terdapat kesalahan mendasar
                     Koreksi kesalahan mendasar dilakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian ulang                      untuk seluruh periode sajian dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode                              sajian.
h. Pada setiap lembar neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
 laporan perubahan ekuitas harus diberi pernyataan bahwa “catatan atas
 laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan. Di samping hal-hal di atas, penyajian laporan keuangan bagi bank wajib mengikuti ketentuan yang
 dikeluarkan Bank Indonesia.

8. Konsistensi penyajian

a. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar-periode harus
konsisten, kecuali:
1) terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi perbankan; atau
2) perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
b. Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah, maka penyajian periode sebelumnya harus direklasifikasi untuk memastikan daya banding, sifat, dan jumlah. Selain itu alasan reklasifikasi juga harus diungkapkan. Dalam hal reklasifikasi dianggap tidak praktis maka cukup diungkapkan alasannya.

9. Materialitas dan agregasi
a. Penyajian laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas.
b. Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporan keuangan, sedangkan yang jumlahnya tidak material dapat digabungkan sepanjang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.
c. Informasi dianggap material apabila kelalaian untuk mencantumkan (ommission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement) informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil.

10. Saling hapus (Off se« ng)
a. Jumlah aset dan kewajiban yang disajikan pada neraca tidak boleh disalinghapuskan dengan kewajiban atau aset lain kecuali secara hukum dibenarkan dan saling hapus tersebut mencerminkan prakiraan realisasi atau penyelesaian aset atau kewajiban.
b. Pos-pos pendapatan dan beban tidak boleh disalinghapuskan, kecuali yang berhubungan dengan transaksi lindung nilai, serta dengan aset dan kewajiban yang disalinghapuskan sebagaimana dimaksud di atas.

11. Periode pelaporan
Laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwim. Dalam hal bank baru berdiri, laporan keuangan dapat disajikan untuk periode yang lebih pendek dari satu tahun takwim. Selain itu untuk kepentingan pihak lainnya, bank dapat membuat dua laporan yaitu dengan menggunakan periode tahun takwim dan periode efektif, dengan mencantumkan:
a. Alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahunan.
b. Fakta bahwa jumlah yang tercantum dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan.

12. Informasi komparatif
a. Laporan keuangan tahunan dan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk laporan laba rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan akhir periode interim yang dilaporkan.
b. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya wajib diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

13.  Laporan keuangan interim
a. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan dan harus dipandang sebagai bagian integral dari laporan periode tahunan. Penyusunan laporan interim dapat dilakukan secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari satu tahun.
b. Laporan keuangan interim memuat komponen yang sama seperti laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

14.  Laporan keuangan konsolidasi
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank dan anak perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yang  sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus dieliminasi.
b. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari transaksi antara bank dan anak perusahaan harus dieliminasi.
c. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus sama dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabila tanggal laporan keuangan tersebut berbeda maka laporan keuangan konsolidasi per tanggal laporan keuangan bank masih dapat dilakukan sepanjang:
            1) perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan; dan
             2) peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan
                  tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
d. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk          transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis.
e. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi antara kewajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalam laba disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi.

B. Komponen Laporan Keuan

.Laporan keuangan bank untuk tujuan umum terdiri dari:
a. Neraca;
b. Laporan laba rugi;
c. Laporan arus kas;
d. Laporan perubahan ekuitas; dan
e. Catatan atas laporan keuangan.

2. Perbankan wajib membuat laporan keuangan sebagai laporan kepada bank sentral dan pengguna lainnya yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya laporan keuangan bank yang menyediakan informasi-informasi tersebut untuk pengambilan keputusan, seperti dicerminkan dalam laporan-laporan berikut ini:
a. Laporan Posisi Keuangan
Posisi keuangan bank dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kemampuan bank di masa depan dalam menghasilkan kas dan setara kas, kebutuhan investasi, pendistribusian hasil pengembangan dan arus kas, memprediksi kemampuan bank dalam memenuhi komitmen keuangan pada saat jatuh tempo, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi posisi keuangan bank tergambar dalam neraca.
b. Laporan Kinerja
Informasi kinerja bank diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi ini berguna untuk memprediksi kapasitas bank dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Selain itu, informasi ini berguna dalam perumusan tentang efektivitas bank dalam memanfaatkan sumber daya. Informasi kinerja bank tergambar dalam laporan laba rugi.
c. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Informasi perubahan posisi keuangan bank, antara lain:
1) Perubahan kas dan setara kas
Informasi perubahan kas dan setara kas berguna untuk menilai kemampuan bank menghasilkan arus kas dan setara kas serta kebutuhan bank untuk menggunakan arus kas pada setiap aktivitas. Informasi ini bermanfaat untuk menilai aliran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi perubahan kas dan setara kas tergambar dalam laporan arus kas.
2) Perubahan ekuitas
Informasi perubahan ekuitas bank menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Informasi ini bermanfaat untuk mengetahui perubahan aset bersih yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham dan jumlah keuntungan atau kerugian yang berasal dari kegiatan bank selama periode yang bersangkutan. Informasi perubahan ekuitas tergambar dalam laporan perubahan ekuitas.

C. Keterbatasan Laporan Keuangan

Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi
yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan laporan keuangan memiliki
keterbatasan, antara lain:
1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau.
2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja.
3. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
4. Hanya melaporkan informasi yang material.
5. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aset yang paling kecil.
6. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas).
7. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar-bank.

D. Metode Pencatatan Transaksi Mata Uang Asing

1. Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs laporan (penutupan) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul 16.00 WIB setiap hari.
2. Dalam melakukan pencatatan transaksi mata uang asing terdapat dua metode yang dapat digunakan yaitu:
a. single currency (satu jenis mata uang);
b. multi currency (lebih dari satu jenis mata uang).
3. Pengertian dan karakteristik:
a. Single currency adalah pencatatan transaksi mata uang asing dengan membukukan langsung ke dalam mata uang dasar (base currency) yang digunakan yaitu mata uang rupiah/Indonesian Rupiah (IDR).
Karakteristik dari single currency adalah sebagai berikut:
1) neraca yang diterbitkan hanya dalam mata uang rupiah;
2) saldo rekening dalam mata uang asing dicatat secara extracomptable;
3) penjurnalan tidak menggunakan pos rekening perantara mata uang asing
4) penjabaran (revaluasi) saldo rekening mata uang asing dilakukan langsung per
rekening yang bersangkutan.
b. Multi currency adalah pencatatan transaksi mata uang asing dengan membukukan langsung ke dalam mata uang asing asal (original currency) yang digunakan pada transaksi tersebut. Karakteristik dari multi currency adalah sebagai berikut:
1) neraca dapat diterbitkan dalam setiap mata uang asing asal (original currency) yang digunakan;
2) untuk mengetahui posisi keuangan gabungan seluruh mata uang, diterbitkan neraca dalam base currency;
3) penjurnalan menggunakan pos rekening perantara; dan
4) penjabaran (revaluasi) saldo rekening mata uang asing dilakukan melalui rekening perantara mata uang asing. Penjabaran ekuivalen rupiah dari rekening-rekening tersebut hanya dilakukan dalam rangka pelaporan neraca.

4. Pencatatan biaya dan pendapatan mata uang asing dilakukan sebagai berikut:
a. Jika menggunakan single currency
Seluruh biaya dan pendapatan mata uang asing dicatat dalam Rupiah.
b. Jika menggunakan multi currency
1) Seluruh biaya dan pendapatan mata uang asing dicatat dalam mata uang asal.
2) Agar saldo biaya dan pendapatan mata uang asing tidak menimbulkan selisih kurs revaluasi maka pada setiap akhir hari, saldo rekening biaya dan pendapatan mata uang asing tersebut dipindahbukukan ke rekening biaya dan pendapatan rupiah.

okay semoga ilmu yang saya berikan bisa bermanfaat , dan juga jangan lupa untuk kllik iuti dibagian bawah blogger untuk membantu saya menyelesaikan tugas akhir sekolah kami 

Apa Saja Dasar-dasar Akuntansi Itu ?

Dasar Akuntansi Yang Sederhana


Oleh  EFDiahT

Dasar akuntansi, dari tema yang saya buat di atas tidak sekedar hanya sebatas tema saja. kenapa saya mengusung tema tersebut? Dari pengalaman saya dalam mempelajari ilmu akuntansi, hal dasar yang harus anda fahami dalam ilmu akuntansi adalah dasar akuntansi. Tingkat kesulitan yang saya dapatkan dalam proses belajar dasar akuntansi itu sangat minim sekali, dengan itu mengapa saya menetapkan kata-kata di atas sebagai tema pada obrolan ini.

Untuk memahami akuntansi, anda tidak diharuskan menghafal rumus apapun. Anda hanya perlu memahami apa itu dasar akuntansi. Pada umumnya dasar akuntansi disebut juga dengan istilah persamaan akuntansi. Bagi anda yang baru mengenal akuntansi, jangan bingung dengan istilah-istilah seperti itu. Anda boleh menyebutnya dengan dasar akuntansi atau juga dengan persamaan akuntansi, itu juga boleh yang penting anda tidak bingun dalam menyebutkan salah satunya. Jika masih bingung, anda boleh berpegangan dulu hehe.


Konsep Dasar Akuntansi

Persamaan Akuntansi atau Dasar Akuntansi
Persamaan akuntansi atau dasar akuntansi, bisa kita analogikan atau umpamakan seperti unit komputer. Anda tahu dong komputer, yang ada di depan anda ini namanya komputer jika anda belum tahu hehe. Okey kita lanjut, komputer terdiri dari CPU (control processing unit) atau mesin, monitor, keyboard, dan mouse, secara umum itulah kira-kira unit computer. Jika kita petakan lagi :

Unit Komputer = CPU + Monitor + Keyboard + Mouse

Jika salah satu bagian dari unit computer tidak ada, misalnya tidak ada CPU atau tidak ada monitor maka fungsi komputer tidak akan berjalan. Dengan kata lain, dengan tidak lengkapnya bagian dari computer maka kita tidak bisa mengatakan bahwa itu adalah unit computer.

Okey sekarang kita hubungkan dengan persamaan akuntansi atau dasar akuntansi. Secara umum persamaan akuntansi bisa kita gambarkan sebagai berikut :

Harta = Kewajiban + Modal

Saya tidak akan memberikan definisi dari gambaran di atas, tapi saya coba membantu anda memberikan pemahaman mengenai gambaran persamaan akuntansi. Jika anda ingin mengetahui definisi dari harta, kewajiban ataupun modal, anda tinggal Googling saja ya di internet, di Google banyak sekali website yang membahas masalah definisi mengenai harta, kewajiban dan modal.

Seperti halnya unit computer, pada masing-masing elemen atau bagian dari persamaan akuntansi harus saling melengkapi. Ada harta tentu saja harus ada kewajiban ataupun modal, dan begitu sebaliknya ada kewajiban dan modal tentu harta tidak boleh ketinggalan.

Deskripsi Persamaan Akuntansi
Kita perluas lagi obrolannya, umpamanya anda berniat untuk membuka usaha jualan gado-gado. Usahanya masih tetap sama “Jualan Gado-gado” seperti pada obrolan kita yang lalu mengenai akuntansi itu mudah, agar tetap nyambung yah. Anda membutuhkan dana sebesar Rp 1 juta untuk memulai usaha jualan gado-gado. Dana 1 juta tersebut anda peroleh dari dana pribadi Rp 750 ribu dan dana pinjaman Rp 250 ribu total 1 juta rupiah. Kemudaian seluruhnya anda investasikan pada usaha anda, gambarannya seperti ini :

ANDA    ================================>> USAHA JUAL GADO-GADO

1 Juta    ============= investasi ===========>> 1 Juta

Perlu anda ingat, dana Rp 1 juta yang anda miliki sudah anda investasikan kepada usaha jual gado-gado. Jadi, kepemilikan Rp 1 juta sudah tidak menjadi hak anda lagi, dalam hal ini kepemilikan berpindah kepada usaha “Jual gado-gado” anda. Masalah pemisahan kepemilikan akan kita diskusikan pada waktu yang berbeda okey, biar anda lebih fokus. Kita lanjut :

USAHA JUAL GADO-GADO => 1 Juta

Anda dan saya sepakat bahwa dana 1 juta sudah menjadi milik usaha “Jual gado-gado”. Adapun penjabarannya adalah Harta dari usaha Rp 1 Juta yang terdiri dari Pinjaman atau Kewajiban Rp 250 ribu dan Modal pribadi Rp 750.

Persamaan akuntansi :

Harta                     =             Kewajiban           +             Modal

1 Juta                    =             250 ribu                +             750 ribu

mudahkan ? jadi bagi yang mau mengambil jurusan akuntansi jangan ragu-ragu untuk mempelajarinya , okay semoga blog yang saya buat bisa bermanfat untuk anda , dan saya mohon bantuannya ikuti blog saya untuk membantu saya menyelesaikan tugas akhir sekolah saya terima kasih :0